Seorang psikolog, yaitu Intan Erlita, mengungkapkan lebih dari satu perihal berkenaan persoalan kejiwaan yang lebih dari satu saat belakangan ini sebetulnya sedang ramai jadi perbicangan di sarana sosial. Psikolog perempuan ini diundang terhadap keliru satu episode podcast yang dipandu oleh Teuku Wisnu. Potongan video selanjutnya kemudian diunggah kembali oleh account TikTok.
Psikolog Intan Erlita mengungkapkan bahwa ketika seseorang sedang mengalami kekosongan jiwa, masukan apa-pun yang ia dapatkan cenderung akan ia lakukan. menambah metabolisme hingga daya tahan tubuh yang lebih baik. Ketika anda sedang menari, berarti anda sedang mengungkapkan suatu hal berasal dari tarian yang anda bawakan. Pada intinya, menari merupakan aktivitas bergerak sambil berekspresi.
“Sekarang banyak banget orang yang ngomongin berkenaan kejiwaan, namun bukan psikolog atau psikiater, dengan pemikiran atau pengalaman atau karena orang itu senang baca doang. Tapi itu kan berisiko, karena jika kita berkata jiwa ya, orang kembali jiwanya kosong dan rapuh, itu dikasih masukan apa aja barangkali besar diterima,” terang sang psikolog. Lebih lanjut, Intan Erlita terhitung mengungkapkan ketika jiwa sedang labil, hasutan sedikit saja bisa mempengaruhi seseorang untuk mengambil alih ketetapan ekstrem, seperti ketika melihat postingan yang sedang ramai berkenaan bunuh diri.
“Bahaya, karena jiwanya kan kembali labil, makanya kenapa banyak orang yang kalo kembali depresi berat, trus mereka gak tau perlu cerita mirip siapa, trus dia turut bunuh diri, atau berusaha berusaha bunuh diri,” ujarnya kemudian. Ia terhitung menyinggung berkenaan stigma masyarakat Indonesia yang enggan konsultasi ke psikolog karena tidak menghendaki dicap atau dipandang sebagai slot jepang orang gila atau orang yang punyai persoalan kejiwaan.
“Di Indonesia itu sebetulnya masih gini loh, aduh ngapain ya ke psikolog aku gak gila. Mereka yang terkena stres, artinya orang yang mental sehat bukan artinya lolos berasal dari stres yah, selalu mereka stres, namun mereka bisa hadapi stres itu. Jadi dia jadi orang yang bisa selalu berkembang, beraktualisasi, bersosialisasi,” memahami Intan Erlita. Psikolog Intan Erlita terhitung menjelaskan bahwa Islam sebetulnya udah memberi tambahan pelajaran untuk menangani persoalan mental illness ini dengan langkah bercerita dan berdoa.
“MasyaAllah untuk agama kita tuh sebetulnya untuk menangani mental illness tuh udah ada. Tapi manusia kan sebetulnya butuh visual, jadi ketika dia jadi dengan bersujud dan berdoa udah tenang, maka langkah ke dua sehabis berdoa dan bersujud, cari orang yang anda yakin dan bercerita,” ujarnya kemudian.